Minggu, 21 Juli 2013

Desa Bojong, Kab. Tegal - IPB Goes To Field 2013


Desa Bojong merupakan desa yang terletak di Kecamatan Bojong, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Berdasarkan sensus kependudukan Desa Bojong tahun 2009 Luas wilayah Desa Bojong 258.063 Ha, dengan jumlah penduduknya 8.089 jiwa terdiri dari 3.918 penduduk laki-laki dan 4.171 penduduk perempuan. Desa Bojong terdiri dari 3 RW, dan 25 RT. Di RW 1 terdiri dari 7 RT, RW 2 terdiri dari 10 RT, dan RW 3 ada 8 RT. Mata pencaharian masyarakat Desa Bojong beragam, diantaranya sebagai buruh tani sebanyak  337 orang, petani pemilik lahan 520 orang, petani penggarap 458 orang, peternak 5 orang, pedagang 230 orang, PNS/TNI/Polri 54 orang. Tukang 20 orang, bekerja di sektor jasa 20 orang, pensiun 25 orang, veteran 25 orang, dan purnawirawan 20 orang. Fasilitas umum yang dimiliki Desa Bojong diantaranya adalah adanya 1 kantor Desa, sarana pendidikan terdapat 2 Taman kanak-kanak, 1 Pendidikan Anak Usia Dini, 4 Sekolah Dasar, 1 Madrasah Ibtidaiyah, 1 Sekolah Menengah Pertama, 1 Madrasah Tsanawiyah, 1 Sekolah Menengah Kejuruan. Sarana olah raga yang ada hanya terdapat 2 lapangan badminton. Ada 4 masjid  di Desa Bojong  diantarnya yaitu Masjid An-Nur dan Masjid As-Syifa yang terletak di RW 1, di RW 2 ada 1 masjid dan RW 3 ada 1. Terdapat 1 Poskesdes, 4 Posyandu, 1 pasar tradisional dan ada 4 Waserda yaitu Alfamart, Indomart, Handoyo Swalayan, dan Nadia Swalayan.
Desa Bojong berasal dari kata “Kemrojongan” yang artinya persatuan. Persatuan yang erat dalam masyarakat sudah terlihat sejak dahulu dengan Adanya semangat gotong royong dalam kehidupan bermasyarakat. Masyarakat Desa Bojong hingga sekarang masih memiliki solidaritas sosial yang kuat. Dahulu, masyarakat Desa Bojong, terdiri dari 60 kepala keluarga. Sebagian besar mata pencaharian masyarakat Desa Bojong dari dulu adalah petani padi dan jagung. Desa Bojong sekarang semakin berkembang maju, terlihat dari banyaknya pembangunan yang ada hingga sekarang yaitu adanya pembangunan sekolah, dan sarana umum lain untuk kepentingan masyarakat.
            Kelembagaan yang ada di desa Bojong jumlahnya sekitar 16, yaitu pemerintahan desa, BPD, LKMD, 3 Pemerintah dusun , 25 Pemerintahan RT, PKK, 10 Kelompok Tani, Kelompok Kesenian,  Kelompok Pengajiam, Kelompok Arisan, PKH, Bank, Bidan desa, dan Dokter desa.
            Keadaan infrastruktur di desa Bojong saat ini mengalami perkembangan dari tahun ke tahun, kondisi jalan raya di RW 1 memadai, namun  di beberapa jalan gang willayah RW 1 sudah banyak yang rusak dan belum di perbaiki sekarang. Kondisi jalan RW 2 cukup memadai, sedangkan di RW 3 sekarang masih banyak  jalan yang rusak dan belum diperbaiki. Listrik/penerangan jalan memadai, keamanan RW memadai, walaupun tidak ada kegiatan pos kamling tetapi warga desa masih berkumpul pada malam hari, fasilitas kesehatannya tersedia puskesmas dan posyandu, fasilitas pendidikan baik seperti ruang kelas yang memadai, terdapat PAUD, SD, MI, MTS, SMP, SMK, dan Madrasah, namun SMA belum ada. Fasilitas keagamaan memadai, Desa Bojong memiliki  4 Masjid, 2 Masjid di RW 1, 1 Masjid di RW 2, dan 1 Masjid di RW 3, dan terdapat 29 Musholah yang tersebar merata di setiap RT. Sarana olah raga dan rekreasi belum cukup memadai karena hanya ada 2 lapangan Badminton yang terletak RW 1 dan RW 3. Fasilitas umum memadai dengan adanya 1 pasar tradisioanal yang menyediakan berbagai kebutuhan sehari-hari masyarakat desa Bojong dan sekitarnya, seperti bahan sembako, sayuran, pakaian dan sebagainya. Pasar ramai setiap hari dari pagi hingga siang. Sarana transportasi memadai dengan adanya angkot, yang khas di kecamatan Bojong adalah mobil pick up yang dijadikan angkutan umum warga, namun tersedia hanya dari jam 5 pagi hingga jam 5 sore. Kerukunan diantara warganya baik.
            Komoditas-komoditas penting yang diusahakan oleh masyarakat di desa Bojong yang pertama adalah Padi, kedua jagung, dan ketiga cengkeh. Terdapat usaha ternak warga yaitu ternak kambing, ayam petelur dan sapi.
Komoditas utama di desa Bojong, misalnya beras memilkiki harga yang berbeda-beda di tingkat petani, tengkulak, pedagang dan konsumen. Rata-rata petani mendapatkan harga Rp. 6.500,-/kg beras, Tengkulak mendapat harga Rp. 7.500,- /kg beras, dan ditingkat  konsumen mendapat harga Rp. 8.000,-/kg beras. Pelaku pasar ada petani, tengkulak, pedagang kecil atau pedagang besar , dan konsumen. Posisi tawar petani desa Bojong masih rendah, yang menentukan harga adalah tengkulak. Hal ini karena petani belum mengetahui harga pasar pada umumnya.
Masalah pertanian yang dihadapi oleh petani desa Bojong yaitu bahan baku/input seperti benih unggul belum memadai, petani masih belum mengetahui bagaimana benih yang unggul untuk ditanam, persediaan pupuk, alat-alat pertanian di desa Bojong masih sedikit. Alat pertanian seperti traktor yang hanya dimiliki oleh petani-petani kaya, sedangkan petani penggarap dan buruh tani tidak memilikinya, permasalahan lain yang dihadapi adalah manajemen usaha, walaupun sudah pernah ada penyuluhan pertanian mengenai manajemen usaha, namun petani belum dapat menerapkan teori yang di berikan, mungkin karena kurangnya pendampingan. Petani belum mampu mengorganisir hasil panen sehingga ketergantungan terhadap tengkulak masih tinggi dan petani belum bisa memanfaatkan secara maksimal terhadap fasilitas dan sarana yang telah di sediakan oleh Pemerintah. Petani desa Bojong sebagian besar belum mengetahui teknologi pertanian, seperti komputer dan internet untuk akses informasi pertanian yang lebih luas, petani desa Bojong juga belum memiliki teknologi terbaru dalam alat-alat pertaniannya. Pengolahan hasil pertanian desa Bojong rata-rata tidak dimaksimalkan, para petani langsung menjual padinya ke tengkulak. Pemasaran petani desa Bojong tidak cukup luas, hanya sekitar kecamatan Bojong saja, pemasarannya bergantung terhadap tengkulak. 
Masalah masyarakat yang pernah terjadi di desa Bojong diantaranya  masalah limbah tahu yang menyebabkan pencemaran air warga dan menimbulkan bau di sekitar lingkungan pembuangan limbah tahu tersebut mengganggu aktivitas warga. Lokasi di RT 7 RW 1, waktu terjadinya bulan Mei, potensi yang dimiliki untuk menyelesaikan masalah yaitu menegur dan mencegah, kebutuhan masyarakat agar pihak yang mempunyai usaha tahu tersebut mengelolah limbahnya dengan lebih bijak, agar tidak lagi mencemari air dan udara.
Program pembangunan infrastruktur selama 5 tahun terakhir di desa Bojong diantaranya program pembangunan jalan dari PNPM pada tahun 2009 berlokasi di RT 3 RW 2 Manfaatnya infrastruktur jalan menjadi lebih baik. Program pembangunan jembatan dari PNPM lokasinya di RT 3 RW 3 pada tahun 2011, manfaatnya sebagai penghubung desa Buniwah dan desa Bojong. Program MDA Bojong dari PNPM di RT 1 RW 2 tahun 2011, manfaatnya untuk meningkatkan sarana-prasarana Pendidikan di desa Bojong, Pembangunan ruang pertemuan di Balai Desa dari Pemerintah Daerah Kabupaten Tegal berlokasi di RT 4 RW 1 pada tahun 2012, pembangunan ini bermanfaat untuk mengadakan pertemuan di Balai Desa. Program pengaspalan dari Aspirasi Pemerintah Daerah di RT 2 RW 1 pada tahun 2013 manfaatnya sebagai perbaikan jalan.
Program pengembangan ekonomi produktif 5 tahun terakhir di desa Bojong antara lain Program Pelatihan Tata boga  dari Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kabupaten Tegal, lokasinya di RT 4 RW 1 pada tahun 2013, manfaatnya melatih warga untuk tambahan penghasilan. Pelatihan Komputer untuk Aparat desa dari Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kabupaten Tegal di RT 4 RW 1 pada tahun 2013, manfaatnya untuk melatih aparat desa agar terampil dan dapat menggunakan komputer untuk kepentingan desa. Program pembentukan Kelompok Wanita Tani (KWT) dari Dinas Pertanian, dimana dari komunitas KWT tersebut banyak melakukan kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan keterampilan  wanita desa Bojong, antara lain programnya yang sudah berjalan hingga sekarang adalah Kegiatan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) lokasinya di setiap RT dan RW desa Bojong. Program Simpan Pinjam dari PNPM lokasinya di RT 5 RW 3 manfaatnya untuk memberikan modal kepada masyarakat untuk mengembangkan usahanya.
Kondisi kehidupan masyarakat desa Bojong apabila di ilustrasikan dengan tangga, maka 10 tahun yang lalu dan keadaan saat ini semakin meningkat dan di prediksi untuk 5 tahun kedepan semakin meningkat, alasannya karena dahulu fasilitas umum desa belum memadai, namun saat ini cukup memadai dengan adanya pembangunan untuk perbaikan fasilitas umum yang dibutuhkan warga seperti jalan, sekolah, dan tempat ibadah. Bertambahnya mata pencaharian baru sebagai petani cengkeh serta menjadi pedagang.
Tokoh-tokoh yang berpengaruh yang ada di desa Bojong diantaranya yaitu Bapak Agus Fatkuloh, SH selaku Kepala Desa Bojong kekuatan pengaruhnya karena memiliki kekuasaan dan wewenang sebagai kepala desa, pengaruhnya mencakup satu desa. Bapak  H. Muaris yang merupakan anggota DPRD Kabupaten Tegal, kekuatan pengaruhnya karena memiliki lahan banyak dan massa yang banyak, cakupan pengaruhnya lebih dari satu desa. Bapak KH. Mukhsinin, Bapak KH. Abdul K, dan KH. Abdul M sebagai Ulama yang di segani warga, kekuatan pengaruhnya karena ilmu dan wawasannya tentang agama dan bermasyarakat, cakupan pengaruhnya satu desa. Bapak Ali Budiharjo selaku sesepuh di desa Bojong. Kekuatannya sebagai pemangku adat yang memiliki wawasan luas dan mengetahui sejarah desa, cakupan pengaruhnya satu desa.
Nilai-nilai dan kepercayaan yang dianut oleh masyarakat desa Bojong adalah goyong royong dan taat kepada ajaran islam, hampir semua warga Bojong beragama islam. Tidak ada gereja, wihara, dan klenteng.
Kebiasaan-kebiasaan masyarakat desa Bojong antara lain adanya pengajian intensif  hampir setiap hari baik untuk Bapak-bapk maupun Ibu-ibu. Sedangkan remajanya terutama pemuda hanya sedikit yang ada di desa. Sebagian besar merantau ke kota besar seperti Jakarta, Bandung dan Bekasi.
Karakteristik masyarakat desa Bojong adalah religius dan semangat gotong royong. Pola hubungan dan jaringan sosial masyarakat jika ada permasalahan biasanya dari warga ke ketua RT lalu ke pihak Aparat desa. Ketua RW hanya mengurusi jika ada konflik antar RW. Jika ada informasi atau pengumuman kepada warga, biasanya dari Aparat desa mengumpulkan ketua RW atau RT, kemudian Ketua RW atau RT menyampaikan informasinya kepada warga. Motif yang menggerakkan tindakan masyarakat adalah ibadah dan dan kesejahteraan masyarakat. Pandangan dan sikap perilaku warga Bojong sebagian besar terbuka dan menerima terhadap  intervensi dari luar . Kekuatan sosial yang paling berpengaruh adalah kelompok formal dan informal desa, kelompok informal desa yaitu aparatur desa Desa (Kepala Desa, Sekdes, Ketua BPMD, Ketua PMD, dll), PKK, LSM, Karang Taruna, Kel. Tani, Kel. Olah raga, Lembaga pendidikan (pesanteren, pendidikan formal, dll), dan Kelompok Guru. Kelompok informal desa terdiri dari Ulama-ulama desa, Majelis Ta’lim, dan Arisan Ibu-ibu, dll.
            Media komunikasi/interaksi sosial yang dikenal dan di gunakan masyarakat desa Bojong adalah komunikasi primer dengan interaksi langsung antara orang yang terlibat komunikasi, adapula komunikasi sekunder melalui media komunikasi telefon, Hp dll. Komunikasi massa melalui media televisi, radio, dll. Komunikasi kelompok melalui diskusi, rapat, dan perkumpulan lainnya. Bahasa yang digunakan masyarakat desa Bojong adalah Bahasa Tegal, krama alus, dan Bahasa Indonesia.  Kemampuan baca tulis masyarakat desa Bojong sebagian besar sudah bisa baca tulis, hanya sebagian kalangan manula yang tidak mampu baca tulis.
            Figur orang yang di percaya adalah orang yang jujur dan amanah, informasi yang biasa dicari atau dibutuhkan  dalam kehidupan masyarakat yaitu mengenai penanggulangan bencana pertanian, bantuan-bantuan dari pemerintah, dll. Pola keseharian masyarakat desa Bojong adalah bertani, berdagang, dan mengikuti kegiatan pengajian.
            Pemetaan konflik sosial di masyarakat di desa Bojong : Gejala yang pernah terjadi seperti masalah jual-beli, pihak yang terlibatnya antara penjual dan pembeli, penyebabnya karena perebutan tempat dan perbedaan harga, upaya penyelesaian yang pernah di tempuh yaitu kepala desa dan tokoh setempat mengukur lahan jualan dan perbandingan harga. Di desa Bojong tidak ada perusahaan.